Skip to main content

Video Obrolan ‘Sang Papih’ Soal LGBT di Taman Ekspresi Sempur Bogor Ini Mengejutkan

Video Obrolan ‘Sang Papih’ Soal LGBT di Taman Ekspresi Sempur Bogor Ini Mengejutkan

viaberita.com, Bogor – Ramai diberitakan dan diperbincangkan, banyaknya ‘sarang’ kelompok kaum LGBT di Kota Bogor, tim mediabogor.com mencoba menyambangi salah satu tempat yang diduga menjadi berkumpulnya kaum penyuka sesama jenis tersebut.
Berlokasi di Taman Ekspresi Sempur, Bogor Tengah, tim mediabogor.com berhasil mengutip salah seorang yang diduga menjadi ‘Papih’ dari kaum tersebut.
Dalam obrolannya ‘Sang Papih’ menyebut bahwa, kaum LGBT di Taman Ekspresi Sempur sendiri memiliki waktu kumpul sekitar pukul 19.00 Wib. Ia pun menyebut, kerap kali adanya transaksi jual beli di Kawasan Taman tersebut.

Berikut video investigasi yang berhasil dirangkum dan dibuat oleh tim mediabogor.com :


Sumber : https://www.viaberita.com/video-obrolan-sang-papih-soal-lgbt-di-taman-ekspresi-sempur-bogor-ini-mengejutkan/

Comments

Popular posts from this blog

Kematian Korban Yang Dituding Mencuri Singkong, Sang Keluarga Ditawari Uang Damai Oleh TNI Sebesar Rp 1,4 Juta

Kematian Korban Yang Dituding Mencuri Singkong, Sang Keluarga Ditawari Uang Damai Oleh TNI Sebesar Rp 1,4 Juta Viaberita.com, Maluku  – Hanya karena dituding mencuri singkong, La Gode diduga mendapat kekerasan hingga hilang nyawanya dari prajurit TNI dari Pos Satgas 732 Banua, Kepulauan Taliabu, Maluku Utara. Mendapat laporan ini, Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) bersama Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Maromoi, langsung mengambil sikap. Dalam kronoligis yang diterimanya, peristiwa itu dimulai saat La Gode tertangkap tangan mencuri singkong oleh anggota kepolisian setempat pada 10 Oktober 2017 silam, karena alasan tidak ada ruang tahanan di polsek setempat, La Gode langsung dititipkan ke Pos Satgas 732 Banua. “Anehnya tidak ditahan di kantor polisi, malah dibawa ke pos satgas. Alasan TNI menerima La Gode karena dilakukan proses pembinaan,” ujar Kepala Divisi Pembelaan HAM Arif Nur Fikri, seperti yang dikutip dari laman merdeka.com, di kantornya, Jak

Harga Telur Naik, Menteri Perdagangan Sebut Karena Banyak Ayam Sakit

Harga Telur Naik, Menteri Perdagangan Sebut Karena Banyak Ayam Sakit viaberita.com , Jakarta – Menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) harga telur ayam dipasaran melonjak naik, meski demikian kenaikan harga ini dinilai oleh Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita masih dalam tahap toleransi. Sebab, jika dibandingkan justru lebih merugi sang peternak “Peternak pada waktu lalu turun wajar kemudian terjadi kenaikan dan kemudian turun waktu Lebaran,” katanya seperti yang dikutip dari laman republika.co.id, saat ditemui di Gedung Kementerian Perdagangan baru – baru ini. Ia pun mengungkapkan, jumlah serapan daging ayam dan telur pada Nataru ini tidak sebesar Idul Fitri 2017 kemarin, tetapi kenaikan harga relatif sama. Hal tersebut diakui Enggar karena pasokan yang berkurang. “Ada beberapa (ayam) peternak sakit,” ujar dia. Hal tersebut berdampak pada berkurangnya intensitas bertelur ayam petelur yang mengakibatkan pengurangan produksi telur. “Tapi sekarang suplai sudah normal,”

Argumen Abu Janda Dipatahkan Ustadz Felix Siauw

Argumen   Abu  Janda  Dipatahkan Ustadz Felix  Siauw Viaberita.com, Jakarta  – Perlu diketahui bersama, bendera berlafal la ilaha illallah muhammadur rasulullah yang selama ini dituding milik salah satu organisasi islam Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) adalah tidak benar. Hal ini sangat jelas sekali ketika Ustad Felix Siauw menjelaskan di acara talkshow Indonesia Lawyers Club soal “212: Perlukah Reuni?”, Selasa (5/12/17) malam. Ini pun sekaligus mematahkan argumen Permadi Arya alias Abu Janda al-Boliwudi, yang bersikeras bahwa bendera tersebut adalah milik HTI. Dalam adu argumen tadi malam, Abu Janda menilai Reuni 212 akhir pekan lalu ternoda dengan beredarnya bendera hitam putih tersebut. Sebab menurutnya, bendera itu tegas adalah bendera ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang telah dibubarkan pemerintah melalui Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017. “Itu jelas sudah dibubarkan. Kenapa benderanya ada. Aparat ke mana,” jelas Abu Janda dikutip dari tvOne, Selasa malam